Aqiqah adalah salah satu tradisi penting dalam agama Islam yang merayakan kelahiran seorang anak dengan mengorbankan hewan qurban sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Hukum aqiqah dalam Islam memiliki beberapa aspek penting:
- Sunnah Mu’akkad: Aqiqah termasuk dalam kategori sunnah mu’akkad, yang berarti itu adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk menjalankan aqiqah sebagai tanda syukur atas kelahiran anak.
- Waktu Pelaksanaan: Aqiqah dapat dilakukan kapan saja setelah kelahiran anak, tetapi sebaiknya segera setelah kelahiran, biasanya dalam tujuh hari pertama. Namun, tidak ada batasan waktu yang ketat, sehingga aqiqah juga dapat dilakukan di kemudian hari.
- Hewan: Hewan yang digunakan dalam aqiqah biasanya adalah kambing atau domba. Untuk seorang anak perempuan, satu ekor kambing atau domba sudah cukup, sedangkan untuk anak laki-laki, digunakan dua ekor. Ini adalah praktik yang sesuai dengan ajaran Islam.
- Pembagian Daging: Daging hewan yang disajikan dalam aqiqah dibagi menjadi tiga bagian. Satu bagian disumbangkan kepada fakir miskin, satu bagian diberikan kepada kerabat dan tetangga, dan satu bagian boleh dimakan oleh keluarga yang menjalankan aqiqah.
- Tujuan dan Makna: Aqiqah bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna mendalam. Selain sebagai tanda syukur kepada Allah, itu juga mencerminkan pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama yang membutuhkan.
Dalam Islam, menjalankan aqiqah adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dan penuh berkah. Ini adalah cara yang indah untuk merayakan kelahiran anak sambil mematuhi tuntunan agama. Aqiqah juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan kasih sayang kepada sesama dan memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung.
Konsultasikan aqiqah sekarang untuk si kecil, wa/telp 087872229910 atau klik di sini